Peran Domba

Bulu domba biasanya berwarna putih. Awalnya berasal dari pegunungan di belahan bumi utara, domba sangat erat hubungannya dengan kambing.


Manusia dan banyak hewan memiliki pupil yang beradaptasi dengan intensitas cahaya yang masuk ke mata melalui refleks pupil. Kita cenderung menganggap pupil bulat, karena kebanyakan mata memiliki pupil bulat seperti milik kita. Namun, pupil ungulata, seperti kambing dan domba, hampir selalu berbentuk segi empat.



Bentuk ini memberikan mereka bidang pandang hingga 340 derajat, dibandingkan dengan bidang pandang 160-210 derajat milik manusia, memungkinkan mereka melihat hampir segala hal di sekitar mereka tanpa harus memutar kepala. Bentuk segi empat yang lebih besar juga membantu mereka melihat lebih baik pada malam hari dan tidur lebih nyenyak pada siang hari.


Domba memiliki sejarah panjang hidup berdampingan dengan manusia dan termasuk salah satu hewan pertama yang dipelihara oleh manusia. Mereka merupakan target berburu yang ideal karena ukurannya yang moderat dan daya serang yang rendah. Domba mudah dijinakkan, dan memiliki kemampuan untuk menghasilkan susu, daging, wol, dan kulit.



Meskipun sering dianggap sebagai hewan yang tidak cerdas, domba telah menunjukkan kecerdasan yang mengejutkan. Mereka dapat mengidentifikasi dan makan makanan yang dapat mengobati penyakit saat mereka sedang sakit, dan mereka memiliki ingatan yang baik dan dapat mengenal dan mengingat wajah manusia serta membedakan antara emosi.


Di Portland, AS, penduduk setempat suka menyewa kawanan domba untuk merumput di taman sebagai "pemakan gulma hidup". Hewan-hewan ini tidak membuat kebisingan, dan mereka tidak menyebabkan kerusakan lingkungan seperti menyemprotkan pestisida.


Domba juga dianggap sebagai sumber emisi gas rumah kaca di dunia saat ini yang mengalami pemanasan global. Artiodactyls seperti domba dan sapi menghasilkan 90% metana dari rumen dan mengeluarkannya dalam bentuk bersendawa.



Untuk melawan perubahan iklim, ilmuwan Australia sedang bekerja untuk membiakkan domba "hijau" yang sedikit bersendawa dengan mengidentifikasi gen yang menyebabkan beberapa domba bersendawa lebih jarang daripada yang lain.


Meskipun telah terbukti sebagai hewan yang cerdas, domba masih umum dianggap sebagai "mesin penangkap gulma" atau ternak. Namun, mereka jauh lebih dari itu. Misalnya, ilmuwan telah menemukan bahwa domba memiliki kepribadian yang unik, seperti manusia. Domba telah terbukti dapat mengekspresikan emosi seperti kegembiraan, kemarahan, bahkan rasa cemburu. Mereka juga menunjukkan karakteristik seperti kegembiraan dan rasa ingin tahu. Dengan memahami kompleksitas perilaku domba, manusia dapat lebih baik merawat dan meningkatkan kesejahteraan mereka.


Selain itu, domba digunakan dalam penelitian ilmiah dan membantu para peneliti memahami lebih baik mekanisme di balik berbagai penyakit. Misalnya, peneliti sedang mempelajari penyebab scrapie, penyakit yang mempengaruhi sistem saraf domba dan kambing serta mirip dengan penyakit sapi gila.


Domba juga telah digunakan dalam pengembangan insulin, hormon yang digunakan untuk mengobati diabetes. Ilmuwan menemukan bahwa pankreas domba menghasilkan insulin, yang mengarah pada produksi insulin untuk digunakan pada manusia.



Domba adalah hewan menarik yang telah erat dikaitkan dengan manusia selama ribuan tahun. Mereka menunjukkan berbagai perilaku dan kecerdasan yang baru saja mulai dipahami.


Dalam mengenal domba yang lebih baik, kita dapat menemukan cara untuk merawat mereka dengan lebih baik dan menggunakan mereka untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia.